Kontak
Jl. Kelapa Hibrida  Blok GI, No. 3 Jakarta 14240, Indonesia
+6221-24523331
087888885081
ecentralairkon@gmail.com
Foto

Pemerintah menetapkan target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada 2025 dan 31% di 2050. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah memetakan sumber energi terbarukan di berbagai wilayah Indonesia. Dari potensi sebesar 400 gigawatt (GW) energi terbarukan yang dimiliki Indonesia, sekitar 50% bersumber dari matahari. “Kita petakan di mana yang paling besar tingkat radiasi mataharinya. Ternyata ada juga bayu terutama di daerah-daerah Timur-Selatan Indonesia. Contohnya Nusa Tenggara Timur yang sumber tingkat radiasinya tinggi. Ini yang sedang kami hitung,” ujarnya dalam Forum Teknologi dan Inovasi Energi Masa Depan yang bertajuk “Imagining Indonesia’s Energy Future”, Senin (8/3/2021).

Meski potensinya besar, pengembangan energi terbarukan dari sumber daerah tersebut membutuhkan investasi yang besar karena transmisi yang dibutuhkan akan panjang. Tantangan lainnya, untuk mendukung keandalan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), tingkat pemakaiannya hanya 5-6 jam. “Kalau sudah tidak ada matahari biasanya sudah redup. Jadi harus ada backup, katakanlah baterai. Baterai ini masih mahal. Dulu solar panel juga mahal, tetapi sekarang jadi murah,” ungkap Arifin. Dia menuturkan, untuk menghadapi tantangan tersebut, pihaknya melakukan terobosan dengan mengombinasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan PLTS. “Kita sendiri sudah mencoba PLTS di atas waduk. Waduk-waduk yang punya PLTA ini bisa dikombinasikan dengan PLTS. Siangnya pakai surya, malanya pakai air. Itu sudah kita petakan,” tuturnya.

 

 

economy.okezone.com/read/2021/03/08/320/2374275/50-energi-terbarukan-ri-dari-matahari

Jam

Translate
Pengunjung




whatsapp
whatsapp